SKETSA RINDU
Kau tak pernah sekedar
sketsa.
Bagiku, goresan
tentangmu selalu utuh. Hanya sedikit waktu yang ku perlu untuk mengingatmu.
Sisanya, sebagian
besar umurku habis untuk gagal melupakanmu.
Aku habiskan sepanjang
hari untuk bersiap melupakanmu, sepanjang malam.
Ketika malam tiba,
mengapa bukan pelita? Mengapa pelukmu yang bikin aku menyala?
Masih hangat pelukmu
kurasa, ketika dingin malam menerpa.
Bila tak bisa
mengerti, cobalah tidak mengerti. Begitulah aku terhadapmu.
Kita masih akan
sepasang remaja kelak di ufuk umur yang menua, merah bata.
Ini bukanlah kata-kata
yang kurangkai, tapi peristiwa-peristiwa yang kita bingkai.
Berkawan sunyi kulawan
sepi, sendiri.
Siapa saja boleh
mengutip kata-kata rindu, toh mereka tetap harus mencantumkan kau dan aku.
Yang kumau buka
peredam, bukan pula peredam.
Rindu bukan lah soal dendam,
tak jua melulu cinta.
Rindu tak mengenal lelah, meski cinta tak
pernah pasrah.
Aku tidak sedang
bermimpi, sejak kau bukanlah imaji.
Sebenarnya bukan kau
yang berbahaya, tapi cintaku yang menggila.
Jika kau sudah
selesai, aku hanya ingin dibelai.
Cinta selalu butuh
bahan tertawaan, agar buku harian tak penuh tangisan.
Tengkyu kampret
Tengkyu kampret
manteb.....bro
BalasHapusDan aku...hanya bisa tersenyum geli..IQku mungkin IQ melati..yang tak bisa bedakan antara galau dan romantis...Al-Mo
BalasHapus